Himbauan

Para Anggota Pesikian Swa Wandawa Yth, tolong isi poling berikut ini. Terimakasih.

Apa pendapat anda tentang keberadaan Merajan Ageng Karangenjung?

kori

kori
puri karangenjung
Powered By Blogger

Jumat, 08 Juli 2011

IN MEMORIAL

ALMARHUM I GUSTI AGUNG NYOMAN RAKA

Om swargantu, Om moksantu, Om suniantu, Om mursantu, Om ksama sampurna ya namah swaha. Semoga Panca Maha Bhuta kembali ke alam sorga. Semoga Rokh kembali ke alam moksah, sang atman kembali ke alam sunia, semoga kembali ke alam masing-masing. Semoga masing-masing menemukan kesempurnaan.

I Gusti Agung Nyoman Raka telah berpulang dan meninggalkan kita semua pada tanggal 7 Maret 2011 pada usia 92 tahun, upacara palebon telah dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2011, upacara Nyegara Gunung dilaksanakan pada tanggal 3 April 2011, dilanjutkan dengan upacara Nilapati atau ngalinggihin Bhetara Hyang.

Keluarga besar Swa Wandawa Sembung Karangenjung tentu saja telah kehilangan salah satu tokoh sentral dalam pesikian, karena beliau adalah salah satu dari 11 (sebelas) tokoh pendiri pesikian Swa Wandawa Sembung Karangenjung 1957 yang lalu.

I Gusti Agung Nyoman Raka putra I Gusti Agung Made Geriya dilahirkan di Jero Gede Sembung saren kaler kauh pada hari jumat wage wuku landep tanggal 5 Desember 1919. Hari kelahiran ini tertulis pada kulit buku dagang ibunda I Gusti Agung Ketut Diblug ditulis oleh ayah beliau dengan huruf bali. Sedangkan tanggal, bulan dan tahunnya ditulis dengan huruf latin.

Pada umur 8 tahun yaitu 1927 beliau bersekolah desa (SD) di Sembung. Di sekolah beliau diberi nama I Gusti Agung Nyoman Debot. Nama ini dipakai sampai tamat sekolah vervolg tahun 1933 di Mengwi. Setelah menyelesaikan pendidikan pada HIS (Holland Islandsehe School) di Denpasar, beliau melanjutkan pendidikan di HIK pendidikan guru di Yogyakarta tahun 1939. Belum selesai pendidikan, pemerintah Belanda kalah perang dengan Jepang pada tahun 1942, karena sekolah ditutup beliau sempat pulang ke Bali. Tidak lama di Denpasar kurang lebih 4 bulan dipanggil kembali ke sekolah yang lama di Yogyakarta dengan perubahan nama sekolah yaitu Sihang-gakko. Pada tahun 1944 sesudah naik ke kelas 4, di Jakarta ada pembukaan sekolah guru olah raga untuk SMP, maka beliau berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan selama satu tahun. Dengan bekal pendidikan itu beliau dapat mengabdikan diri sebagai guru olahraga di Singaraja (Sihang-gakko) selama 2 tahun, setelah itu pindah ke SMP Negeri Singaraja sampai tahun 1948, kemudian minta pindah ke SMP Negeri Denpasar dan tinggal di rumah dinas Banjar Gemeh Denpasar, tepatnya paviliun tempat kediaman IB. Kt. Rurus.

Tahun 1949 beliau dipindah tugas mengajar ke Normal School di Makasar sekaligus mengikuti kelas khusus kweek school. Setelah selesai tugas di Makasar beliau kembali lagi ke SMP Negeri Denpasar. Pada waktu dibukanya Instansi Pendidikan Jasmani di Denpasar tahun 1951, beliau menerima SK sebagai Kepala Inspeksi Pendidikan Jasmani keresidenan meliputi Bali, Lombok dan Sumbawa. Pada tahun 1967 beliau menerima surat keputusan sebagai Kepala Kantor Daerah Udaka Propinsi Bali dan pada tahun 1973 ada perubahan struktur organisasi kantor daerah Udaka menjadi Bidang, sehingga beliau menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Generasi Muda pada Kantor KANWIL Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bali sampai dengan pensiun pada awal Pebruari tahun 1978. Setelah pensiun beliau sempat bekerja pada perusahaan konsultan, yaitu PT. Indec Cabang Bali (Indonesian Engineering Konsultan) untuk mendampingi konsultan pengairan asing di Proyek Irigasi Bali selama 10 tahun, dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1988 sebagai Office Manager.

Dalam kepengurusan Swa Wandawa sejak berdirinya pada 15 September 1957 beliau sebagai komisaris Denpasar, setelah itu dengan wafatnya I Gusti Agung Gde Raka (Wakil Ketua) tanggal 28 Desember 1972, beliau I Gusti Agung Nyoman Raka dipilih sebagai Wakil Ketua Swa Wandawa. Selanjutnya dengan wafatnya Ketua Swa Wandawa I Gusti Agung Gde Oka Puger tanggal 10 Nopember 1977, maka jabatan ketua Swa Wandawa oleh rapat anggota dipercayakan kepada beliau selaku Ketua Pesikian Swa Wandawa Sembung Karangenjung. Beliau mengemban tugas sebagai Ketua Pesikian sampai dengan tahun 2001 tepatnya pada rapat galungan tanggal 26 September 2001, beliau mengundurkan diri sebagai ketua dengan alasan kesehatan, dan digantikan oleh Wakil Ketua yaitu I Gusti Agung Ketut Adi. Selama kurang lebih 24 tahun beliau mengemban tugas selaku Ketua Swa Wandawa Sembung Karangenjung, sempat terjadi perubahan susunan kepengurusan SW yang ditetapkan dalam rapat anggota 15 Oktober 1986 dengan susunan sebagai berikut:

o Ketua : I Gusti Agung Nyoman Raka

o Wakil Ketua I : I Gusti Agung Ketut Adi

o Wakil Ketua II : I Gusti Agung Gde Raka Arsana

o Sekretaris I : I Gusti Agung Ketut Bagus

o Sekretari II : Drs. I Gusti Agung Bagus Arthanegara

o Bendahara I : I Gusti Agung Ketut Putra

o Bendahara II : I Gusti Agung Nyoman Karang

Komisaris-Komisaris :

  1. I Gusti Agung Bagus Oka (untuk Kuwum)
  2. I Gusti Agung Made Raka (untuk Nyelati)
  3. I Gusti Agung Made Ketug (untuk Karangenjung)
  4. I Gusti Agung Gde Jelantik (untuk Sembung)
  5. Drs. I Gusti Agung Rai Sudarsana (untuk Denpasar)

Seksi-Seksi:

  1. Pendidikan:

I Gusti Agung Bagus Puspanegara, SH.

I Gusti Agung Gde Raka, B.Sc.

I Gusti Agung Ngurah Merthanegara, Bc.Ap.

  1. Penggalian Dana:

Drs. I Gusti Agung Gde Oka Wardana

I Gusti Agung Putu Mayun Sudharta, BA.

Drs. I Gusti Agung Rai Udayana.

  1. Adat dan Agama:

I Gusti Agung Nyoman Sudhiarsa, BA.

I Gusti Agung Ngurah Kusuma, BA.

I Gusti Agung Bagus Oka

  1. Pemuda/Olahraga:

I Gusti Agung Gde Sudana, B.Sc.

Drs. I Gusti Agung Putu Juana

Pada tanggal 24 Desember 1986 beliau sempat menyelenggarakan rapat kerja membahas tentang rencana kerja & RAPB bertempat di ruang sidang kantor POS dan Giro jln Teuku Umar Denpasar dengan membentuk komisi-komisi antara lain: Komisi Adat dan Agama; Komisi Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Komisi Penggalian Dana, yang hasilnya dimuat dalam buku 30 Tahun Swa Wandawa Sekar.

Dalam setiap rapat galungan sering beliau menghimbau agar mewaspadai delalu penyakit 5 M, yaitu: Memotoh, Memunyah, Memadat, Memadon dan Memaling, karena pasti akan menimbulkan kesengsaraan.

Demikian sekilas riwayat perjalanan hidup beliau dan akhirnya kami keluarga besar Jero Anyar Sembung menghaturkan suksmaning manah atas partisipasi serta bantuan moril maupun materiil yang telah diberikan kepada kami, sehingga rangkaian kegiatan Upacara Palebon hingga Upacara me ajar-ajar serta ngunggahang Bhetara Hyang dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar